Ramai di Medsos Lamar Kerja via Google Begini Penjelasan Kemenaker Berikut X Perkenalkan Fitur  Pencari Kerja, Simak Yuk?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Di era digital saat ini, teknologi telah merubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pencarian kerja. Mencari pekerjaan tidak lagi terbatas pada pengiriman surat lamaran fisik atau penelusuran iklan di koran. 

Melalui kemajuan teknologi digital, proses mencari kerja menjadi lebih efisien, cepat, dan dapat diakses oleh siapa saja dari berbagai latar belakang. Namun, seperti halnya dengan perkembangan teknologi lainnya, ada tantangan dan peluang yang perlu dipertimbangkan.

Peluang dalam Mencari Kerja Melalui Teknologi Digital:

Akses yang Luas: Teknologi digital telah menghubungkan orang dari seluruh dunia. Pencari kerja tidak hanya terbatas pada peluang di wilayah sekitar, tetapi dapat mencari pekerjaan di berbagai lokasi secara global.

Platform Pencarian Kerja Online: Banyak platform online seperti LinkedIn, Indeed, Glassdoor, dan situs web perusahaan menyediakan informasi tentang lowongan pekerjaan. Pencari kerja dapat dengan mudah menjelajahi berbagai posisi dan perusahaan.

Efisiensi Waktu dan Biaya: Pencarian pekerjaan secara digital menghemat waktu dan biaya yang biasanya diperlukan untuk mencetak surat lamaran fisik atau mengirimkannya melalui pos.

Informasi Lengkap: Platform online seringkali memberikan informasi rinci tentang persyaratan pekerjaan, tanggung jawab, kualifikasi, dan kisaran gaji. Ini membantu pencari kerja untuk lebih selektif dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan harapan mereka.

Tantangan dalam Mencari Kerja Melalui Teknologi Digital:

Persaingan Ketat: Dengan akses yang lebih luas, jumlah pelamar untuk satu posisi pekerjaan dapat menjadi sangat besar, meningkatkan tingkat persaingan.

Kesesuaian Algoritma: Banyak platform menggunakan algoritma untuk memadankan pencari kerja dengan posisi yang sesuai. Namun, ini juga bisa berarti bahwa beberapa pelamar yang berkualifikasi mungkin terlewatkan jika algoritma tidak bekerja dengan efektif.

Keterampilan Teknologi: Mencari kerja secara digital memerlukan keterampilan teknologi dasar seperti penggunaan internet, navigasi situs web, dan penggunaan platform pencarian kerja. Orang yang kurang terbiasa dengan teknologi mungkin mengalami kesulitan.

Kurangnya Kontak Manusia: Proses pencarian kerja digital dapat terasa kurang personal dibandingkan dengan interaksi langsung dengan perekrut atau rekan kerja potensial.

Tidak Lazim

Unggahan mengenai melamar pekerjaan melalui google formulir dimintai data Kartu Tanda Penduduk (KTP), nomor Kartu Keluarga (KK), dan nama ibu kandung ramai di media sosial. Unggahan tersebut dibuat oleh akun TikTok @connectedatid pada Minggu (27/8/2023). 

"Temen lamar kerja lewat gform dan ditanya gini: No KTP, No KK, NAMA IBU KANDUNG. Katanya masku, nama ibu kandung tuh bisa dibuat pinjol (pinjaman online) bener gak yah?" tulis pengunggah dilansir kompas.com.

 "Wajar gak ya kalo ditanya kayak gitu pas ngelamar loker?" tambahnya. 

Dalam formulir pengisian data dalam unggahan tersebut juga terdapat simbol bintang (*). Diketahui, simbol tersebut berarti wajib diisi saat pengisian formulir di google formulir. 

Hingga Senin (28/8/2023) malam, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 1,3 juta kali dan mendapatkan lebih dari 660 komentar dari warganet. 

Lantas, apakah wajah saat melamar pekerjaan diminta untuk memberikan nomor KTP, KK, dan nama ibu kandung? 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi mengatakan, permintaan data pribadi seperti KTP adalah hal yang wajar dan lazim dilakukan perusahaan dalam proses rekrutmen pegawai. Kendati demikian, terkait dengan nama ibu kandung yang diminta dalam proses melamar kerjaan, hal itu menurut Anwar tidak wajar.

 "Permintaan data copy KTP dalam lamaran pekerjaan adalah hal yang lazim. Namun, tidak demikian halnya dengan data ibu kandung, hal ini tidak lazim dimintakan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/8/2023).

 Untuk itu, Anwar mengimbau supaya para pelamar pekerja lebih berhati-hati saat melamar pekerjaan, terlebih apabila dimintai terkait dengan data pribadi. 

"Jadi, sebaiknya dalam melamar pekerjaan, pelamar kerja juga perlu berhati-hati dalam memberikan data-data pribadinya," tandasnya.

Sementara itu, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengungkapkan, perusahaan atau pihak yang membuka lowongan pekerjaan seharusnya tidak boleh meminta data-data pribadi tersebut, bahkan jika pelamar sudah diterima kerja. 

Ia menjelaskan, data seperti nomor KTP, KK, dan nama ibu kandung tidak boleh sembarangan dibagikan karena informasi ini berpotensi disalahgunakan.

 "Dalam hal ini, nomor KTP dan KK berisiko disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk pinjaman online (pinjol)," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (24/7/2023).

Sementara, untuk nama ibu kandung, Alfons menyarankan sebaiknya juga harus tetap dijaga kerahasiaannya karena data ini digunakan oleh banyak lembaga keuangan untuk mengidentifikasi nasabah. 

Hal tersebut lantaran dengan memalsukan data kependudukan dengan blangko KTP palsu dan mengisi dengan data asli, akan dianggap memenuhi syarat sebagai individu yang meminjam pinjol. 

"Selama yang mengetahui informasi ini berpotensi memalsukan data yang bersangkutan dan ketika ditanya (petugas bank) dia bisa melewati tahap identifikasi dan bisa memalsukan individu tersebut," kata dia.

 Supaya terhindar dari potensi penipuan dan kerugian saat melamar kerja, ia menyarankan agar pelamar kerja lebih berhati-hati dan melamar di alamat situs dan email perusahaan calon tempat kerjanya. 

"Kalau mau tahu keamanan ketika melamar (kerja) pastikan saja perusahaan yang membuka lamaran kontaknya dari situs resmi dan emailnya juga dari situs resmi. Lebih baik lagi kalau ada pertemuan offline," ujarnya. 

X Perkenalkan Fitur Baru Pencari Kerja

X (sebelumnya Twitter) mengumumkan fitur baru yang memungkinkan organisasi terverifikasi di platform tersebut untuk mengunggah daftar lowongan pekerjaan. Hal ini menegaskan tujuan Elon Musk yang berambisi menjadikan X sebagai "aplikasi segalanya", dikutip dari HT Tech. 

Fitur baru tersebut bernama X Hiring yang baru tersedia dalam

versi Beta untuk organisasi terverifikasi. Dengan layanan itu, organisasi-organisasi dapat mengunggah lowongan pekerjaan dan menjangkau kandidat. Fitur X Hiring sekaligus menjadi calon pesaing LinkedIn dan aplikasi serupa lainnya. 

Mengutip kompas.com, rangkain fitur belum jelas Meskipun perusahaan di X selalu berinteraksi dengan pengikutnya, fitur baru ini memberi mereka peluang untuk menemukan kandidat yang tepat. Fitur baru ini juga dapat membantu perusahaan dengan mudah menjangkau kandidat di seluruh basis pengguna platform yang tersebar luas. 

Beberapa organisasi atau perusahaan terverifikasi disebut telah dapat mengunggah daftar pekerjaan di profil mereka. Daftar pekerjaan membawa pelamar yang berminat langsung ke situs laman perusahaan. 

Kendati demikian, rangkaian fitur yang ditawarkan masih belum jelas. Pasalnya, organisasi atau perusahaan sebenarnya melakukan rekrutemen melalui unggahan sederhana dalam twit. 

Kehadiran fitur baru ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat pemilik Elon Musk telah mengisyaratkan fitur tersebut pada Mei 2023. Ini terjadi setelah seorang pengguna menyarankan agar Twitter menerapkan fitur kencan. "Ide menarik, mungkin juga pekerjaan," jawab Musk dalam unggahannya, dikutip Tech Crunch.

 Tak hanya itu, X juga dilaporkan telah membeli startup teknologi pencari pekerjaan bernama Laskie pada Mei. Ini merupakan akuisisi pertama sejak Musk membeli Twitter. Akuisisi ini diyakini sebagai bagian dalam mengembangkan dan mengirimkan fitur tersebut.

Tips untuk Sukses dalam Mencari Kerja Melalui Teknologi Digital

 Optimalkan Profil Online: Pastikan profil LinkedIn atau platform pencarian kerja lainnya terisi dengan informasi yang akurat dan menarik.

Gunakan Kata Kunci yang Tepat: Ketika mencari pekerjaan, gunakan kata kunci yang relevan untuk bidang atau posisi yang Anda minati.

Jaga Etika Komunikasi: Saat berkomunikasi melalui email atau platform online, tetap jaga etika dan bahasa yang sopan.

Perluas Jaringan: Selain mencari pekerjaan secara aktif, perluas jaringan Anda dengan mengikuti grup industri atau berpartisipasi dalam acara virtual.

Belajar Keterampilan Teknologi: Jika Anda merasa kurang percaya diri dengan teknologi, luangkan waktu untuk mempelajari dasar-dasar penggunaan internet dan platform pencarian kerja.

Mencari kerja melalui teknologi digital memiliki peluang besar untuk menghubungkan pencari kerja dengan peluang yang lebih luas. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap tantangan yang mungkin timbul dan untuk terus meningkatkan keterampilan teknologi serta personal branding Anda agar sukses dalam perburuan pekerjaan secara digital.***